Paket eksplosif ditemukan di kotak surat di luar rumah filantropis New York George Soros pada hari Senin, 22 Oktober lalu. Berita terkini internasional yang berhasil dihimpun matamatapolitik.com menyebutkan bahwa paket yang serupa juga dikirimkan ke kantor Partai Demokrat dan beberapa pejabat Demokrat serta mantan pejabat CIA.
Semua paket telah disadap, dan tidak ada laporan cedera. Dinas Rahasia AS mengatakan, ada satu paket yang ditujukan kepada Hillary Clinton di Westchester, pinggiran utara Manhattan akhir Selasa. Paket kedua, yang ditujukan kepada Obama, ditemukan Rabu pagi di kediamannya di Washington, DC.
Polisi juga sedang menyelidiki paket mencurigakan yang dikirim ke kantor anggota Kongres Wanita Demokrat Debbie Wasserman Schultz berada. Bangunan tersebut dievakuasi, tetapi masih belum jelas apa isi paket itu. CNN melaporkan bahwa paket itu ditujukan kepada mantan Jaksa Agung AS Eric Holder, tetapi dikirim ke alamat yang salah dan dikembalikan ke kantor Schultz karena alamat pengirim pada paket itu adalah alamat kantor Schultz. Selain itu, sebuah perangkat mencurigakan yang diduga adalah bom pipa juga ditemukan di kantor berita CNN di New York. Selain itu, paket berupa amplop dengan bubuk putih yang terlihat seperti peledak aktif juga ditemukan di kediaman mantan direktur CIA John Brennan.
Menurut NYPD, paket itu tampaknya dikirim oleh orang yang sama yang mengirimkan paket mencurigakan ke rumah Clinton dan Obama, serta perangkat yang ditemukan di rumah George Soros. Total paket yang ditemukan sepanjang pekan ini adalah 6 buah. Tidak ada paket yang meledak dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Gedung Putih melalui Sekretaris Pers Sarah Sanders mengutuk aksi teror tersebut. “Dinas Rahasia Amerika Serikat dan lembaga penegak hukum lainnya sedang menyelidiki dan akan mengambil semua tindakan yang tepat untuk melindungi siapa pun yang terancam oleh para pengecut ini”, ujar Sanders dalam konferensi pers, seperti yang dikutip oleh Al Jazeera. Pihak Dinas rahasia, polisi, serta Secret Service sedang bekerja sama menyelidiki pengirim dan motif dikirimkannya paket-paket tersebut.
Presiden AS Donald Trump serta Wakil Presiden Mike Pence juga ikut berkomentar dan menyatakan bahwa tindakan atau ancaman kekerasan politik tidak memiliki tempat di Amerika Serikat, dan bahwa perbuatan tersebut sangat tercela dan pengecut. Dengan keadaan negara yang sedang tegang secara politik di bawah Presiden Trump, paket-paket itu membawa tingkat ketegangan baru menjelang pemilihan paruh waktu yang akan dilakukan pada 6 November mendatang .
Berita Internasional lainnya dapat Anda simak di www.matamatapolitik.com.